“Tope Gugu” lagu yang tidak diketahui penciptanya, berasal dari masyarakat kaili diajarkan secara lisan dan langsung kepada anak sehingga dinilai memiliki budaya yang tinggi dan dikenal luas sebagai simbol ketenangan. Lagu yang berasal dari sulawesi tengah ini juga sering digunakan sebagai lagu pengantar tidur anak. Kalian yang berasal dari sulawesi apakah masih suka mendengar lagu ini? Apakah kalian makna dibalik liriknya? Kalau tidak parah sih. Oke disini akan kita bahas.
Asal Usul Lagu “Tope Gugu”
“Tope Gugu” adalah lagu rakyat dari masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah. Lagu ini memiliki nuansa lembut dan dalam, sering dibawakan sebagai lagu pengantar tidur (nina bobo) atau dalam kegiatan adat yang menyentuh emosi, seperti perpisahan dan penyambutan. “Tope Gugu” menggambarkan perasaan seorang ibu terhadap anaknya, atau lebih luas lagi, rasa sayang mendalam dari orang tua kepada keluarga.
Makna ini sejalan dengan nilai masyarakat Kaili yang menjunjung tinggi kasih sayang dalam keluarga dan penghormatan terhadap orang tua. Lagu ini juga dapat dimaknai sebagai ekspresi kerinduan atau luka batin yang tak diucapkan secara langsung.
Baca Juga : Lirik Lagu Ayam Den Lapeh - Sumatra Barat : Asal Usul, Arti dan Terjemahan
Lirik Lagu Tope Tugu dan Terjemahan + Penafsiran
Tope... tope gugu
Tope... tope gugu
- (Ucapan tradisional dalam nyanyian epik Bugis, menjadi penanda awal ritual atau nyanyian suci)
La Galigo hon tado
La Galigo sedang dinyanyikan
- (Menandakan bahwa kisah epik suci Bugis kini sedang dilantunkan)
Ho la linga pompiri, pompiri...
Terdengar suaranya, bergetar lembut...
- (Irama lagu menggema pelan dan menyentuh, seakan membangkitkan kenangan leluhur)
Tope... tope gugu
Tope... tope gugu
- (Pengulangan yang memperkuat suasana sakral dan magis)
La Galigo hon tado
La Galigo sedang dilantunkan
- (Melanjutkan kisah panjang yang diwariskan secara lisan dalam budaya Bugis)
Ho la linga pompiri, pompiri...
Terdengar seperti bisikan lirih...
- (Nada lembut yang membawa nuansa spiritual dan kontemplatif)
Ane manu tinai tunu
Ada ayam dibakar sore hari
- (Simbol persembahan atau sajian dalam ritual adat)
Tunu bo kukande atena
Dibakar lalu dimakan dagingnya
- (Gambaran konkret dari prosesi adat yang penuh penghormatan)
Atena ju kalau ampena
Dagingnya lembut, lemaknya terasa
- (Menunjukkan kenikmatan dan kelimpahan sebagai bentuk rasa syukur)
Ampena kupatente lau
Lemaknya meleleh menuju lautan
- (Persembahan yang sampai kepada alam semesta atau dunia roh)
Ala makancara riasenai topa
Beginilah cara menghormati para dewa
- (Upacara dan persembahan sebagai bentuk bakti kepada kekuatan ilahi)
Topa Malajong-malajong pulo mada
Dewa yang agung, tinggi wibawanya
- (Penghormatan kepada Topa, dewa tertinggi dalam mitologi Bugis)
Mada padongkona ri lawe...
Yang bersemayam di atas ombak
- (Menggambarkan kekuasaan spiritual yang melampaui batas dunia nyata)
Tope... tope gugu
Tope... tope gugu
- (Seruan yang mengundang rasa khidmat dan penghormatan pada kisah luhur)
La Galigo hon tado
Nyanyian La Galigo kembali terdengar
- (Epik legendaris ini menjadi pengingat warisan leluhur yang tak lekang oleh waktu)
Ho la linga pompiri, pompiri...
Suaranya mengalun lembut, menyentuh hati
- (Keseluruhan lagu mengajak merenung dan menghidupkan kembali memori budaya suci)

Post a Comment for "Lirik Lagu Tope Gugu - Sulawesi Tengah : Arti, Asal Usul, dan Terjemahan"