ZMedia

Lirik Lagu Indung-Indung - Kalimantan : Arti dan Terjemahan

Lagu Indung-Indung dari Kalimantan sampai sekarang tidak diketahui secara pasti siapa penciptanya dan kapan rilisnya. Lagu ini diturunkan secara lisan dan secara nasional hingga digunakan sebagai salah satu lagu kurikulum pelajaran muatan lokal di sekolah dasar. Lagu ini sudah dikenal luas sejak pertengahan abad ke-20. Berasal dari masyarakat melayu, lagu indung-indung biasanya digunakan untuk menghibur anak-anak atau bagian dari tradisi untuk menyampaikan pesan moral secara halus.

Lirik Lagu Indung-Indung - Kalimantan : Arti dan Terjemahan

Asal Usul Lagu Indung Indung

Nama “indung-indung” sendiri merujuk pada sebutan untuk anak kecil atau panggilan sayang. Di bagian baris lirik "hujan di hulu belum lagi teduh" bisa ditafsirkan sebagai kondisi yang belum selesai atau ketidaksiapan. Begitu juga dengan lirik "apa guna pasang pelita kalau tidak dengan sumbunya", yang memberi pelajaran bahwa segala sesuatu harus memiliki pendukung atau fondasi agar berguna. 

Lirik tentang anak memakai baju kurung dan pandai menari juga mencerminkan citra perempuan ideal dalam budaya Melayu: anggun, sopan, dan berbudaya. Semua ini menunjukkan bagaimana lagu daerah bisa menjadi sarana menyampaikan nilai adat secara turun-temurun. 

Lirik dan Terjemahan Lagu Indung Indung + Penafsiran

Indung-indung, kepala kindung
Indung-indung, kepala ditutup
- (Ungkapan tradisional sebagai pembuka lagu rakyat dengan rima khas)
Hujan di udik, di sini mendung
Di hulu hujan, di sini mendung
- (Menggambarkan suasana alam yang murung, menjadi latar lagu)
Anak siapa pakai kerudung
Anak siapa itu, memakai kerudung
- (Kalimat tanya bernada jenaka, biasa dipakai dalam lagu anak)
Mata melirik, kaki kesandung
Matanya melirik, tapi malah tersandung
- (Sindiran ringan tentang orang yang tidak fokus atau ceroboh)

La haula wa la quwwata
La haula wa la quwwata
- (Kalimat zikir yang berarti tidak ada kekuatan selain dari Allah)
Mata melihat seperti buta
Matanya melihat, tapi seakan tak melihat
- (Kritik halus bagi orang yang tahu namun berpura-pura tidak tahu)
Tiada daya, tiada upaya
Tak ada kekuatan, tak ada kemampuan
- (Mengakui keterbatasan manusia di hadapan Tuhan)
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa
Kecuali dari Allah Yang Maha Kuasa
- (Penegasan bahwa semua kekuatan berasal dari Tuhan)
Tiada daya, tiada upaya
Tak ada kekuatan, tak ada kemampuan
- (Pengulangan untuk memperkuat makna tawakal)
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa
Kecuali dari Allah Yang Maha Kuasa
- (Akhir bait sebagai penutup penuh makna religius)

Aduh, aduh Siti Aisyah
Aduh, Siti Aisyah
- (Pemanggilan personal untuk memberi nasihat secara halus)
Mandi di kali, rambutnya basah
Mandi di sungai hingga rambutnya basah
- (Gambaran kehidupan sehari-hari yang sederhana)
Tidak sembahyang, tidak puasa
Tidak salat, tidak berpuasa
- (Menekankan pentingnya ibadah sebagai kewajiban utama)
Di dalam kubur mendapat siksa
Kelak di alam kubur akan menerima siksa
- (Peringatan spiritual tentang konsekuensi akhirat)
Tidak sembahyang, tidak puasa
Tidak salat dan tidak berpuasa
- (Pengulangan untuk menguatkan nasihat moral)
Di dalam kubur mendapat siksa
Akan menerima siksa di alam kubur
- (Mengajak pendengar untuk tidak melalaikan kewajiban)

Duduk goyang di kursi goyang
Duduk santai di kursi goyang
- (Ilustrasi kemalasan atau sikap santai berlebihan)
Beduk subuh hampir siang
Waktu subuh sudah lewat, hampir siang
- (Sindiran bagi orang yang melewatkan waktu ibadah)
Bangunkan ibu suruh sembahyang
Bangunkan ibu, ingatkan untuk salat
- (Ajakan berbakti kepada orang tua secara religius)
Jadilah anak yang tersayang
Agar menjadi anak yang disayang
- (Nasihat agar selalu menjadi anak yang berbakti dan bertanggung jawab)
Bangunkan ibu suruh sembahyang
Ayo bangunkan ibu untuk salat
- (Penegasan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan)
Jadilah anak yang tersayang
Agar menjadi anak yang disayang semua orang
- (Menutup dengan harapan agar anak tumbuh dengan nilai luhur)

Video Youtube Lagu Indung-Indung


Lagu indung-indung ini memang ada dimana-mana di setiap bagian indonesia, saya sendiri masih sering mendengar ibu-ibu nyanyi di acara resmi daerah sumut. Tapi untuk asal usul pastinya belum bisa dipastikan apakah dari kalimantan barat atau dari kalimantan timur. Ada yang bilang dari pontianak, dan bilang dari kaltim juga ada. Tapi yang pasti mari kita lestarikan lagu-lagu daerah kita.

Post a Comment for "Lirik Lagu Indung-Indung - Kalimantan : Arti dan Terjemahan"